Hamba Tuhan Eksekutif
![]() |
Hamba Tuhan Eksekutif (Foto.Ilustrasi) |
Akhir-akhir ini banyak jemaat gereja Protestan yang galau lantaran banyak (tentu tidak semua) “hamba Tuhan” yang tidak hidup dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan tidak kompromi dengan penguasa yang memenderitakan rakyat. Hal itu nampak dari adanya gaya hidup extravaganza, kesombongan, dan kegemaran berkonspirasi dengan penguasa dan pengusaha. Dengan begitu mereka mengindentikan dirinya sebagai “eksekutif” yang jauh dari kesan “hamba”. Mereka menyerupai pejabat politik dan pemerintahan dan menikmati posisi dan gaya hidup itu.
Anehnya, dalam posisi dan gaya hidup seperti itu, tanpa merasa bersalah dan malu sedikitpun, mereka justru gemar berkoar-koar di mimbar rumah ibadah. Mereka mengajarkan jemaatnya firman Tuhan, termasuk pentingnya kesederhanaan, kerendahan hati, dan tidak kompromi dengan penguasa yang memenderitakan rakyatnya. Inilah yang disebut “pasien hendak mengobati pasien” atau “pasien yang merasa diri sehat dan hendak mengobati pasien lain”. Apakah “hamba Tuhan” yang demikian layak disebut dan menyebut dirinya “hamba Tuhan”? (Dumupa Odiyaipai)