Headlines
Published On:Monday 29 February 2016
Posted by Unknown

Revolusi Pikiran

Ilustrasi (Dok : Google )
Ketegangan pikiran selalu saja melanda dalam diri individu yang ambisius melihat kompleksitas persoalan dalam bentuk yang berbeda-beda. Ketegangan itu bergulir dengan membentuk bentuk-bentuk watak yang salah beraksi, entah karena pikiran yang di dorong oleh perasaan hawa nafsu, atau memang benar-benar prihatin dengan kompeksnya problem.

Legitimasi lahirnya pikiran pun dilandasi dengan bekal-bekal pembawaan dan mungkin tertananm dalam benak-benak yang lahir dari daerah konflik. Untuk mengartikan revolusi pikiran, terdahulu kita memaknai revolusi itu sendiri. Karl Marx mengartikan revolusi sebagai suatu jalan pembebasan kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Revolusi itu lahir dengan pemberontakan dan konflik menuju tujuan sosialis itu sendiri.

Pikiran kita pastilah dilandasi dengan nilai-nilai moral dan estetika yang tertanam dari lahir hingga menyadari kegelisaan situasi saat ini. Sebelum melangkah dalam revolusi pikiran, untuk mengkolaborasikan revolusi dan pikiran, tentunya revolusi harus diartikan dalam bentuk yang berbeda. Revolusi dalam hal ini diartikan sebagai sebuah perubahan yang harus terjadi melalui pikiran.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakkonsisten kita ketika meraba dan melangkah ke rana gerakan, pikiran kita saat ini dibentuk watak radikal untuk sama dengan para pemegang kekuasaan itu sendiri. Pemegang kekuasaan itu diartikan sebagai hantu imperialis yang menjamah sistem melalui peran-peran pendidikan yang ditanamkan keras dari sekolah dasar hingga menengah atas.

Untuk menuju ke tujuan pikiran kita saat ini, tentunya harus ditanamkan kembali radikal pendidikan itu. Sebagai contohnya adalah penanaman nasionalisme dan kesadaran kelas. Kedua pokok ini sangat penting, ketika penetralan kita pada aksi-aksi nyata pun akan mengarah pada tujuan tuntutan kita pada umumnya. Kesadaran bahwa penjajahan itu benar-benar nyata pun akan terasa dalam aksi. Aksi bukan hanya soal kita demonstrasi dan bentrok, dalam hal ini aksi diartikan sebagai wujud tindakan nyata yang kita lakukan setelah revolusi pikiran itu sendiri.

Arah gerak revolusi pikiran membendungkan realitas dan tujuan perlawanan dan akan melegitimasikan kebenaran rekam jejak masa lalu yang kelam. Juga akan diperkuat dengan tertanamnya jiwa-jiwa yang sadar akan jiwa yang lahir dari daerah konflik.

Sekarang seberapa penting revolusi pikiran itu? Tidak hanya kita melihat persoalan umum, hal interen pun menjadi permasalahan yang musti kita selesaikan. Arah gerak kita akan diperkuat ketika revolusi pikiran itu bekerja secara nyata dalam jiwa-jiwa yang sadar akan kesenjangan sosial dalam melampaui ketimpangan dan penyimpangan yang terjadi.

Ketika aksi nyata kita diperkuat dengan pikiran yang benar-benar sadar akan kelas-kelas sosial, barulah, kiri kita tidak lagi tidak seksi. Metode akan jelas, tujuan kita akan jelas, kemana kita harus melangkah? Dan dari mana kita harus memulainya. Hal penting lagi, arah gerak dan perlawanan musti harus didasarkan pada idealisme dan ideologi yang diperkuat pada ruang geraknya gerakan tertentu, disamping isu global pun sejalan dengan langkah tujuan kita.

Oleh : Mikael Kudiai

#DiPoskoPapuaZonaDarurat

nanomag

Saya adalah Peziarah Kehidupan yang berkelana di Ilalang Kebebasan, demi mencari kehidupan yang menghidupkan untuk mengusik Duka Nestapa di Negeri Hitamku.

.

bagikan kontent ini!

Diposting Oleh : Unknown - Kolom

Komentar Anda :

TERPOPULER

"18 TAHUN ALIANSI MAHASISWA PAPUA [AMP]"

Mengabdi Pada Gerakan Pembebasan Nasional Papua 27 Juli 1998 – 27 Juli 2016.

Saya, ALFRIDUS DUMUPA selaku admin blog UGAI PIYAUTO mengucapkan:
"Selamat Hari Ulang Tahun AMP Yang Ke - 18 ".

×