Published On:Monday, 6 October 2014
Posted by Unknown
Tiada Berkas Senyuman
Ditengah hiruk-pikuk kekejaman,
Tak terasa teduhnya arti hidup.
Ku mengurai dalam sepanjang repelita,
Bumi semakin hancur,
Menuju pintu-pintu malapetaka.
Maut semakin menunjukan wajah pedihnya,
Deras ratap pun makin melaut bekunya.
Mungkinkah ini terus membara?
Kapan akan berakhir?
Padamlah kau dunia kedegilan,
Harapku jangan datang lagi.
Aku bukan yang diharapkan,
Aku pun makhluk yang bermartabat.
Berikan waktu padaku untuk hidup
Hidup seribu tahun lagi.
Karya : Rafael E Goo
Bukit Putri Malu,16 April 2012
PUISI - TIADA BERKAS SENYUMAN |