Manapaki Masa Depan
Ku bertanya pada angin,
Dimana maassa depanku yang ceria?
Seperti semasa nenek-moyangku?
Namun ia membisu seribu kata.
Ku mencoba bertanya,
pada pohon di tatapan wajahku,
Akan jadi apa nasib esok hariku?
Pohon tumbang tiada hentinya,
Sungai dan danau jadi miras,
Dibawah bahan kimia
Tuhan aku ciptaan-Mu,
Bawalah daku pada masa depanku
Yang damai dan ceria.
Bebas untuk dinikmati,
Bebas untuk bergandeng tangan,
Bebas dari kekerasan.
Tuhan, itulah visiku yang terindah bagi-Mu,
Untuk sebuah kebebasan.
Karya : Rafael E Goo
Bumi Perkemahan, 12 Mei 2011
MENAPAKI MASSA DEPAN |