Published On:Thursday 2 April 2015
Posted by Unknown
Aku tidak menyembunyikan muka-ku ketika aku dinodai dan diludahi
Yes 50:4-9a; Mat 26:14-25.
Aku tidak menyembunyikan muka-ku ketika aku dinodai dan diludahi.
Perjamuan Paskah biasanya berlangsung
penuh sukacita untuk memperingati peristiwa penting dalam sejarah
bangsa Israel: Tuhan dengan penuh kuasa dan belas kasihan membebaskan
umat-Nya dari perhambaan di Mesir. Tapi perjamuan terakhir itu diwarnai
kesedihan karena perpisahan. Yesus tahu apa yang akan terjadi atas
diri-Nya. Dia akan dihina, didera dan akhirnya dibunuh dengan teramat
keji oleh orang-orang yang Ia kasihi dan ingin Ia selamatkan. Mereka
tidak menghendaki Mesias yang seperti Dia: lembut, rendah hati,
pengampun. Mereka menginginkan pejuang penuh kuasa dan kekerasan yang
membebaskan mereka dari penjajahan orang Roma. Yesus bisa saja lari
untuk menyelamatkan diri. Tapi Ia memilih untuk tinggal bersama
kawanan-Nya. Ia rela diri-Nya dikhianati oleh Yudas, ditinggalkan oleh
semua murid-Nya, disangkal oleh Petrus, dan disalibkan. Hanya karena
cinta.
Sumber : Paroki Babarsari