Sekian Lama
Sekian lama,
Makanan harianku serasa pahit dan duri.
Seakan membawa daku pada durjana dan hinaan.
Yang tidak selayaknya dirasakan.
Bejana saku semakin mengosong,
Entah kamana.
Seumapama debu diajalan,
Hilang pun tanpa membekas.
Sekian lama.
Diriku terbentang dalam ranjang rekayasa,
Yang tiada kaca mata positif,
Dalam kelas brutalis.
Aku hendak melagukan,
Aku hendak menuliskan,
Aku hendak bersuara atas deritaku,
Namun semuanya berpangku tangan,
diatas kursi panasnya,
Mereka bermelodi oleh dasi kemewahan.
Aku harus berdoa,
Berdoa demi membuka kedok,
Kedok kedamaian dan kebebasan
Karya : Rafael E Goo
Jln Merdeka, 03 September 2013
PUISI - SEKIAN LAMA |